Pengobatan Alternatif Penyakit Tipes
Anak Umur 2,5 Tahun Sembuh dari Tipes dan Pileknya Hilang Setelah Diberi Minum obat alternatif penyakit tipes jelly gamat gold-g
U m u r : 35 tahun
Alamat : Tangerang
Keluhan : Sakit tipes, panas tinggi, flu/pilek
Jenis Produk : Gold-G
Anak saya  yang baru berumur 2,5 tahun mengalami sakit panas tinggi. Memang jika  diberi minum penurun panas, panasnya menjadi turun, tetapi sebentar  kemudian, panas badannya naik lagi. Susahnya lagi, dia tidak mau  dipakaikan kalung Bio Necklace. Jika lehernya dipasang kalung, dia  menarik-narik minta dilepas.Untuk pemesanan klik cara pemesanan 
Karena  khawatir jika terkena Demam Berdarah (DBD), saya bawa ke dokter untuk  periksa darah. Tes darah menunjukkan jika anak tersebut positif  terjangkit tipus. Lalu disuruh minum antibiotik. Meski sudah habis  antibiotik 2 botol, sakitnya belum sembuh, panas badannya
Karena  was-was, saya bawa lagi ke dokter untuk periksa darah. Ternyata sakit  tipesnya belum sembuh (meski sudah diberi minum antibiotik 2 botol).  Lalu dokter memberi antibiotok satu botol lagi. Saya kasihan sama anak  tersebut jika harus meminum antibiotik terus-menerus. Saya putuskan  untuk tidak meminumkan sama sekali anti biotik botol ketiga itu. Sebagai  penggantinya, saya beri minum Jelly Gamat Gold-G saja tanpa yang lain.
Ternyata,  baru minum sekali, panasnya turun, dan yang membuat saya bersyukur lagi,  hidungnya yang meler akibat pilek, menjadi sembuh. Pilek seperti hilang  begitu saja.Untuk pemesanan klik cara pemesanan 
Ternyata,  tidak hanya anak tersebut yang pileknya sembuh. Kakaknya yang baru  berumur 6 tahun pun pileknya sembuh. Hidungnya tidak lagi meler. Padahal  baru diberi minum Jelly Gamat Gold-G sekali saja.
Sekarang,  untuk menjaga kesehatan, saya minumkan Jelly Gamat Gold-G setiap hari.  Saya tahu persis jika kandungan proteinnya cukup tinggi.
Sudah Tidak Pakai Obat Penurun Panas Lagi
Bagi anda yang memiliki anak kecil, pasti di rumah sedia obat penurun panas. Dan dipastikan obat tersebut adalah obat kimia. Sebelum berkenalan dengan ekstrak tripang/gamat yang bernama Jelly Gamat Gold-G ini, saya cukup boros dengan obat penurun panas.
Bagi anda yang memiliki anak kecil, pasti di rumah sedia obat penurun panas. Dan dipastikan obat tersebut adalah obat kimia. Sebelum berkenalan dengan ekstrak tripang/gamat yang bernama Jelly Gamat Gold-G ini, saya cukup boros dengan obat penurun panas.
Maklumlah,  anak saya 3 orang laki-laki semua, masih kecil-kecil. Jika salah satu  sakit panas, hampir dipastikan, yang lain akan tertular (bergantian).  Meski makanan dan minuman selalu dijaga, karena mereka tinggal satu  rumah, sulit untuk dicegah supaya tidak tertular.
Setiap  terserang panas, entah siang atau malam, langkah pertama adalah  meminumkan obat penurun panas. Jika panas tidak turun, baru di bawa ke  dokter, dan dipastikan akan dikasih antibiotik.
Alhamdulillah,  sejak berkenalan dengan Jelly Gamat Gold-G, saya sudah tidak  menggunakan obat penurun panas kimia lagi. Cukup dengan meminumkan satu  sendok Jelly GamatGold-G, dan tunggu beberapa saat (jam), panas akan  turun. Jelly Gamat Gold-G sangat aman dikonsumsi segala usia, karena  obat alami dan mengandung zat gizi yang cukup tinggi.
Pengetahuan tentang Tipes
Menurut  spesialis penyakit tropis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr  Widayat Djoko SpPD KPTI, masih banyak terjadi salah kaprah mengenai  penyakit tipes ini. Mulai dari penyebab, obat, bahkan namanya. Alhasil  penanganan yang dilakukan pun menjadi tidak sesuai.
Banyak  orang yang menyebut penyakit tipes dengan sebutan tifus. Sebenarnya,  tifus adalah infeksi yang ditularkan tikus yang menyebabkan demam dan  ruam. Penyakit ini disebabkan parasit. Sementara tipes atau demam tifoid  adalah penyakit yang disebabkan bakteri Salmonella tifosa. “Penyakit  ini dapat menyerang tubuh melalui makanan atau minuman yang menyebabkan  infeksi usus halus,” kata Widayat. 
Widayat  mengatakan, bakteri terbawa hingga di organ tubuh melalui peredaran  darah. Bakteri tersebut berkembang biak, terutama di hati dan limpa.  Dari dua organ tersebut, bakteri kemudian masuk kembali ke dalam  peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, utamanya kelenjar limfoid  usus halus. Akibatnya usus terluka dan menyebabkan perdarahan dan  kebocoran usus. 
Lantas  bagaimana membedakan demam tifoid dan demam berdarah (DBD)? Demam DBD  lazimnya berlangsung sepanjang hari, sementara demam tifoid berlangsung  hanya pada sore dan malam hari. Demam ini pun menyebabkan rasa nyeri  kepala yang hebat, bahkan bisa mengakibatkan gangguan kesadaran. 
Mereka  yang menderita DBD mengalami nyeri di ulu hati, termasuk mual pada  bagian atas antara pusar dan ulu hati. Lain lagi dengan demam tifoid,  pasien biasanya menderita sembelit dan rasa tidak enak pada bagian  perut. Namun, jika belum cukup puas dengan penjelasan ini, maka langkah  yang tepat adalah dengan melakukan tes darah. Namun, penyakit demam  tifoid ini biasanya juga menghinggapi penderita DBD, apabila daya tahan  tubuh menurun. 
Agar lebih  mengetahui selukbeluk penyakit ini, Anda pun harus mengetahui  gejala-gejalanya.Dr Jerry Balentine, Kepala Medis dan Wakil Presiden  Rumah Sakit St Barnabas di Bronx, seperti dilansir dari webmd.com  mengatakan, gejala demam tifoid bervariasi. Ada kalanya pula bakteri  yang masuk langsung ke dalam tubuh dalam jumlah banyak tersebut tidak  menyebabkan demam tifoid. Melainkan hanya membuat tubuh terinfeksi  diare, dan infeksi ini dapat sembuh dalam waktu satu hingga dua hari.
Sebaliknya,  jika bakteri yang masuk dalam tubuh adalah dalam jumlah yang sedikit,  menetap dalam tubuh dan berkembang biak, malah akan memunculkan demam  tifoid. “Penyakit ini diawali dengan demam tinggi antara 39º-40ºC dan  lebih dari satu minggu. “Biasanya pasien akan mengalami demam mulai pada  malam hari, besok pagi gejala tersebut hilang, namun berlanjut ke  malam-malam berikutnya,” kata Jerry.
Jika demam  menyerang pada malam hari, maka seiring berjalannya hari, pasien pun  akan menderita demam pada siang hari. Bukan hanya itu, pola demam pun  makin hari makin naik layaknya anak tangga. Namun, demam tifoid, tidak  pernah langsung demam tinggi pada hari pertama hingga ketiga. 
Kemudian  pada hari keempat, perbaikan akan terjadi secara perlahan. Demam menurun  secara bertahap dan suhu penderita kembali normal pada minggu atau 10  hari berikutnya. Tetapi, gejala dapat timbul kembali selama dua minggu  sesudah demam menghilang. Ada pula demam paratifoid, yang disebabkan  Salmonella paratyphi. Akan tetapi, demam ini lebih ringan ketimbang  demam tifoid, kendati memiliki gejala yang hampir serupa dengan masa  inkubasi yang lebih pendek. Masa sakit juga lebih pendek, dan dapat  cepat disembuhkan dengan meminum antibiotik. 
Demam  tifoid, mudah menular lewat makanan dan minuman yang mengandung bakteri.  Bisa pula karena penanganan yang kurang higienis atau menggunakan air  dari sumber air yang digunakan untuk keperluan mencuci. Maka, untuk  mencegah penyebaran bakteri dari penderita yang baru pulih dari demam  ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan.
Di  antaranya dengan mencuci tangan sesering mungkin, terlebih lagi sebelum  makan dan setelah menggunakan toilet. Perlu diingat, ketika mencuci  tangan, gunakan air hangat, dan menggosok tangan dengan sabun minimal 30  detik. Ada baiknya Anda menggunakan barang pribadi secara terpisah.  Umpamanya, peralatan makan. Bagi mereka yang baru sembuh dari penyakit  ini, tidak menyiapkan makanan untuk orang lain hingga dinyatakan sembuh  total oleh dokter. 
Anda pun  mulai saat ini sebaiknya mengurangi jajan di kaki lima, mengingat  higienitas makanan yang disajikan kurang diperhatikan. Bukan tidak  mungkin, makanan tersebut mengandung bakteri. Bukan hanya makanan yang  dapat terkontaminasi bakteri, melainkan juga peralatan makan dan tangan  Anda sendiri. Karenanya, jika pun ingin makan di kaki lima, sebaiknya  perhatikan kondisi warungnya, apakah bersih termasuk peralatan makannya.  
Akan lebih  baik jika makanan yang dipilih adalah yang panas. Dengan demikian, akan  membunuh bakteri yang ada di dalamnya. Untuk mengolah makanan pun harus  baik dan matang. Termasuk mencuci ikan yang harus dilakukan hingga  bersih dan dimasak hingga matang. Hal ini juga berlaku ketika Anda  mengolah makanan yang lain.
Di  Amerika, menurut Jerry, penderita demam tifoid telah berkurang banyak  sejak tahun 1900-an. Kini, kurang dari 500 kasus tentang penyakit ini,  dilaporkan secara tahunan di Amerika Serikat (AS). Penderita kebanyakan  mereka yang baru saja bepergian dari area endemik. 
Bandingkan  pada tahun 1920- an ketika lebih dari 35.000 kasus demam tifoid  menyerang AS. Meksiko, Amerika Selatan, India, Pakistan, dan Mesir  adalah negara dengan risiko terbesar yang mengembangkan penyakit ini.  Secara global, demam tifoid menyerang lebih dari 13 juta orang per tahun  dengan lebih dari 500.000 pasien yang meninggal akibat penyakit ini.sumber:okezone.com
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar